Keputusan terkait IKN, memang tidak hanya fokus pada pemindahan lokasi pusat pemerintahan. Di sisi lain, hal itu juga merupakan upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi juga kesejahteraan masyarakat. Belakangan, dampak dari IKN pun mulai terlihat nyata di wilayah Kaltim. Khususnya di industri F&B dan juga perhotelan.
Bisnis F&B dan Perhotelan di Kaltim Prospektif
Terkait keberadaan IKN di Penajam, Kalimantan Timur, nyatanya berimbas pada pembangunan infrastruktur demi aksesbilitas yang lebih baik. Hal tersebut ternyata membawa pengaruh cukup besar bagi industry F&B dan perhotelan khususnya.
Dulu, akses dari Balikpapan ke Penajam terbilang sulit dan memakan banyak waktu. Namun kini, jalanan dari Balikpapan selaku pintu gerbang IKN ke area pusat pemerintahan membuat mulus dan memangkas banyak waktu perjalanan. Sebab itulah, masyarakat tak lagi ragu bepergian dari Penajam ke Balikpapan ataupun sebaliknya.
Baik untuk liburan, berbisnis, mengunjungi keluarga, dan berbagai kepentingan lainnya. Sayangnya, dengan semakin ramainya wilayah IKN berikut kota penyangganya, tidak dibarengi dengan pertumbuhan pelayanan hospitality khususnya industri perhotelan maupun F&B. Akhirnya, beberapa waktu pelaku bisnis sempat kuwalahan.
Meskipun kala pandemi melanda, industri perhotelan sempat terseok-seok. Nyatanya angka okupansi pasca pandemi stabil di pencapaian 60%. Usai keputusan Presiden terkait IKN, angka keterisian kamar hotel bahkan stabil di angka 80%. Kesimpulannya, industri tersebut prospeknya positif di Kaltim.
Tidak heran, jika kini bisnis restoran dan hotel kian menjamur di Kaltim, terlebih daerah sekitar IKN. Untuk bisa memberikan kenyamanan, tidak melulu harus mahal atau mewah. Itulah mengapa, bukan hanya hotel berbintang saja yang terus bertambah. Sekelas homestay dan guest house pun bermunculan. Ini karena mereka sadar punya pasar berbeda.
Ketua PHRI Balikpapan pun mengungkapkan bahwasanya peningkatan keterhunian hotel dan restoran di Kaltim mengalami peningkatan signifikan sejak awal 2024. Beliau juga berharap, industri perhotelan maupun F&B di Kalimantan Timur dapat terus mengalami peningkatan sehingga memberi kontribusi positif pada perekonomian daerah.
“Kami berharap dengan adanya IKN, sektor hotel dan restoran di Kaltim dapat meningkat signifikan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah”, ungkapnya.
Utamakan Mutu Pelayanan
Semakin banyak bisnis serupa, tentu persaingan tidak terhindarkan. Nah, pada bisnis penginapan, hotel, maupun restoran, kenyamanan dan kepuasan pelanggan menjadi kunci sukses utama. Oleh karenanya, mutu pelayanan harus menjadi fokus utama para pelaku usaha tersebut. Fenomena tersebut sudah menjadi sorotan pihak Otorita IKN.
Dengan menggandeng PHRI beserta Politeknik Negeri Balikpapan jurusan Perhotelan, lewat Sosbudpemas mengadakan workshop. Workshop tersebut bertujuan sebagai langkah pendampingan dalam meningkatkan mutu pelayanan dan juga kelayakan hotel maupun homestay. Tentu untuk mencapai kepuasan pelanggan dan meningkatkan pendapatan.
“Kepariwisataan adalah bisnis kebahagiaan. Kalau tamu yang datang bahagia, dia akan dengan mudah mengeluarkan uang untuk belanja. Menambah waktu tinggal”,
tutur Deputi Sosbudpemas.
Sementara untuk industri F&B bukan hanya cita rasa yang harus jadi fokus utama. Namun keramahan, ketelitian, attitude, kebersihan, juga cekatan dalam kinerja pramusaji harus juga diperhatikan. Mereka ujung tombak yang langsung bersinggungan dengan konsumen.
Untuk bisa menunjang IKN, akan lebih baik jika industry F&B mapun perhotelan menggandeng UKM. Dengan begitu, selain memberikan layanan yang hospitality bagi pengunjung IKN, juga sekaligus memperkenalkan hasil olahan maupun kerajinan lokal. Perekonomian daerah dari berbagai segmen akan bergerak secara harmonis dan daling menyokong.
